Penyakit Tanaman Kentang: Busuk daun (Phytophthora infestans)

Tanaman Kentang.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans. Cendawan busuk daun juga menyerang tanaman tomat yang dikenal dengan hawar daun. Penyebaran penyakit ini tersebar diseluruh negara penghasil kentang. Pada suhu rendah dan kelembapan tinggi yaitu pada musim hujan penyakit ini berkembang dengan hebat. Gejala pada tingkat awal timbul bercak nekrotik pada bagian tepi dan ujung daun. Gejala pada daun tanaman umumnya muncul setelah tanaman berumur satu bulan. Gejala pada tingkat lanjut muncul bercak-bercak nekrotik yang berkembang ke seluruh daun tanaman dan menyebabkan kematian.

Penyakit tanaman kentang

Dalam lingkungan tropis, tanaman kentang yang ditanam terus menerus punya resiko terserang penyakit busuk daun. Cendawan Phytophthora bertahan di umbi yang terinfeksi. Benih potongan juga bisa terinfeksi jika benih kentang tersebut diproduksi dari potongan benih yang  terinfeksi atau umbi tua. Cendawan Phytophthora infestans menyebar melalui udara dan air.

Pengendalian yang bisa dilakukan adalah:
  1. Kultur teknis, menanan varietas tahan, penggunaan benih sehat atau tidak menggunakan benih dari pertanaman yang terserang.
  2. Pembersihan tanaman yang terserang dan dimusnahkan.
  3. Pengendalian secara biologi menggunakan agen hayati cendawan Trichoderma sp atau Glicladium sp dengan dosis penyemprotan 100 gr/10 liter air, ditambah dengan zat perekat.
  4. Pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif Ziflo 90 WP dengan konsentrasi 2-4 g/l air.
Bagi anda yang membutuhkan agen hayati cendawan Trichoderma sp atau Glicladium sp, silahkan gunakan GLIOCLADIUM produksi Natural Nusantara.

    2 komentar

    apa bs menendalikan P.infestans menggunakan Glicladium sp, kalau bs brp sih dosis ny?

    Reply

    Dosisnya 100gr/10 liter air pak...
    Harga pulau Jawa Rp.26.000,-/100gr.

    Reply

    Posting Komentar

    Tentang Natural Nusantara

    Sekilas Tentang NASA.
    PT NATURAL NUSANTARA (PT NASA) berdiri sejak Oktober 2002 di Yogyakarta. Sejak lahir, telah memiliki visi " Menuju Indonesia Raya Makmur berkomitmen untuk bergerak memajukan agrokomplek. Mengingat Indonesia sebagai negara luas, agraris dan mayoritas masyarakat terjun di dunia agro-dalam artian luas.
    Agro kompleks (Pertanian, Peternakan, Perikanan) adalah bidang yang menyangkut makhluk hidup dan lingkungan sehingga pengelolaannya harus bijaksana dan memperhatikan semua aspek terkait diantaranya aspek obyeknya sendiri (tanaman, hewan dan ikan), aspek lingkungan dan aspek manusia (petani dan konsumen). Dengan demikian apapun teknologi yang dipergunakan pada agro kompleks harus memenuhi syarat K-3 :
    1. Kuantitas.
    Mampu menaikkan produktivitas (bobot panen meningkat)
    2. Kualitas.
    Mampu menaikkan kualitas (rasa, aroma, warna, rendemen, keawetan hasil panen, rendah atau bebas dari senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan
    3. Kelestarian.
    Mampu menjaga kelestarian lingkungan sehingga secara jangka panjang produktivitas tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran.