Teknis Budidaya Itik Petelur

I. Pendahuluan
        Peternakan itik petelur  di Indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur itik selama ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan dan telur tetas. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya itik petelur dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas telur dan daging.

II. Produktivitas Itik Petelur
Produktivitas Itik petelur dapat ditingkatkan, yakni mampu menghasilkan telur 200-250 butir/ekor/tahun. Produktivitas itik petelur dapat ditingkatkan dengan pola pemeliharaan semi intensif dan intensif. Itik mampu berproduksi sepanjang tahun, kecuali itik sedang mengalami rontok bulu

III. Jenis-jenis Itik Petelur di Indonesia
A.     Itik Tegal
Cirinya adalah bentuk badan hampir tegak lurus dan langsing menyerupai botol. Tinggi badan mencapai 50 cm dengan berat badan rata-rata 1,5 kg per ekor. Mulai bertelur berumur 5,5-6 bulan dengan masa produksi selama 11 bulan terus menerus setiap tahunnya. Bobot telur 65-70 gram.Produksi telur mencapai 250 butir/ekor/tahun..
B.     Itik Magelang
Bentuk badan dan produksi telur serta masa mulai bertelur hampir sama dengan itik tegal. Umumnya memiliki bulu bewarna kecoklatan dan memiliki warna putih melingkar di leher seperti kalung.
C.     Itik Mojosari
Postur tubuh sama dengan itik tegal, hanya umumnya lebih kecil. Telur yang dihasilkan lebih besar dan beratnya rata-rata 70 gram/butir dengan cangkang bewarna biru kehijauan. Produksi telur mencapai 200 butir/ekor/tahun. Bulu bewarna kemerahan dengan kombinasi coklat, putih dan hitam.
D.     Itik Alabio
Berasal dari Kalimantan. Postur tubuh segitiga dan jika berdiri membentuk sudut 60 dengan tanah. Produksi telur mencapai 250-300 butir/ekor/tahun. Mulai bertelur umur g bulan. Bulu bewarna abu-abu.

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
      Kandang sebaiknya menghadap ke timur untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk kedalamnya, sehingga ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter. Dinding kandang bagian bawah sebaiknya berupa tembok setinggi 60 cm dari lantai. Sedangkan bagian atas terbuat dari kawat atau bilah-bilah bambu yang diberi jarak. Ukuran atau besar kecilnya kandang tidak menjadi masalah asalkan kepadatan itik per kandang tidak terlampau sesak. Pada prinsipnya, semakin rendah kepadatan itik per kandang akan semakin baik perkembangan itik di dalamnya. Ukuran kepadatan itik per kandang adalah sekitar 4 ekor/m2 untuk kandang tidur dan 2 ekor/m2 untuk kandang main. Jumlah itik dalam satu kandang dianjurkan 50 ekor.
4.2 Pakan
      Bahan baku ransum itik pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Bahan baku nabati merupakan sumber energi terbaik untuk itik dan cara pengadaannya relative murah. Bahan baku itu antara lain dedak halus, jagung kuning, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, sorgum, tepung terigu dari biji gandum, tepung gaplek, tepung kedelai, ampas tahu, tepung daun papaya, tepung daun turi, tepung daun lamtoro, Bahan baku hewani antara lain : keong, bekicot, cacing. Ada juga yang dalam bentuk olahan pabrik, seperti : tepung ikan, tepung bulu, tepung darah, tepung limbah udang, tepung kerang, tepung kepala udang. Selain pakan-pakan diatas, itik masih membutuhkan pakan tambahan yang mengandung gizi/nutrisi ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan-pakan diatas untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi telurnya.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya itik petelur yaitu memiliki produksi telur yang  optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan tambahan/pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus dan POC NASA. Produk-produk ini menggunakan teknologi asam amino, mineral dan vitamin yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh itik petelur yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur.
       VITERNA Plus dan POC NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur, yaitu :
·   Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
·   Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh itik petelur dari serangan penyakit.
·   Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA Plus dan POC NASA menjadi satu botol terlebih dahulu, kemudian. dicampurkan pada komboran pakan konsentrat atau pakan lain dengan dosis : 1 tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA untuk sekitar 5 kg pakan. Pemberian disarankan sejak itik berumur starter
(1 minggu) sampai produksi/menghasilkan telur

V. Contoh Pola Pemberian Pakan
            Pakan
Umur
Contoh Pakan
Anak Itik/Starter
(1– 8 minggu)
Konsentrat atau pakan ayam starter BR1
(15 gram/minggu/ekor)
Masa pertumbuhan
/Grower
( > 8 minggu)
Kandungan Protein : 18 -21%

Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 4,5%, kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10%, rumput kering 2%, tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan garam 0,5%
Masa Produksi/Layer
Kandungan
Protein : 18%
3 kg konsentrat/pakan pabrik untuk itik petelur produksi, 6 kg jagung giling, 6 kg bekatul, dan 1,5 – 2 kg ketam cincang
Catatan: Secara umum, pemberian pakan selama masa pertumbuhan setiap minggu selalu mengalami kenaikan disesuaikan dengan berat badan itik. Sebagai patokan, kenaikan pakan yang disarankan sekitar 15 gram/minggu/ekor. Jadi pada minggu ke-9, pakan yang diberikan sebanyak 615 gram/minggu/ekor, hingga minggu ke-24 mencapai 840 gram/minggu/ekor. Pemberian pakan atau ransum dilakukan 2 kali sehari, pada pukul 09.00 dan pukul 14.00.
    
VI. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Itik petelur adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
·   Lahan yang digunakan untuk memelihara Itik petelur harus bebas dari penyakit menular.
·   Kandang dan kolam harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas Itik yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas itik sehat cukup dicuci dengan air biasa.
·   Itik yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Itik yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Itik dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
·   Kandang diupayakan tidak lembab dan bebas dari genangan air. Kelembaban yang tinggi dan genangan air dapat digunakan oleh bibit penyakit sebagai media tumbuh dan perkembangbiakannya
·   Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.
·   Pengaturan kepadatan kandang yang tepat. Kepadatan kandang yang tinggi dapat memicu timbulnya bebagai penyakit.
·   Kebersihan dan kesegeran pakan harus dijaga. Jangan memberikan pakan basi kepada Itik. Pakan harus disimpan di tempat kering, sehingga terbebas dari jamur dan bau apek.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Itik Petelur adalah: 1) Penyakit parasit (berak darah, cacingan), \Cacingan dapat disembuhkan dengan menggunakan obat cacing,kemudian diulang selama 3-4 bulan sekali. Berak darah dapat disembuhkan dengan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline. Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat hewan terdekat ; 2) Penyakit Bakterial (Salmonellosis, cholera, keracunan, kaki bengkak, Pasteurellosis, Corryza/pilek, Ngorok, Coccidiosis,) Salmonellosis ditandai dengan kotoran itik encer dan bewarna hijau keputihan, nafas tersengal-sengal, bulu kusam Dan sayap terkulai. Pengobatan dapart diberikan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline dan Furasolidane.  Furasolidane dicampurkan pada pakan, sedangkan Sulfaquinoxaline dicampur pada air minum, Cholera ditandai dengan kotorannya hijau kekuningan, pengobatan dengan menyuntikan penicilin pada urat daging dada. Pasteurellosis ditandai dengan kotoran bewarna kehijauan, gangguan pada mata, pernafasan tersumbat, batuk-batuk, pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Penicillin, Amoxicillin. Corryza ditandai dengan hidung berlendir atau pilek panda itik, Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Streptomicin. Coccidosis ditandai dengan tubuh lemah, kotoran cair Dan sering bercampur darah. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Sulafaquixalibn atau tetra sulfa.  Ngorok dapat diobati dengan memberikan obat antibiotika Spiramycin  ; 3) Penyakit Virus (Cacar, Hepatitis Itik); 4) Penyakit lain disebabkan jamur (Pneumonia, Afloktosikosis). Afloktosikosis berasal dari pakan yang terkena jamur. Aflatoksikosis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan pakan dan kelembapan tidak tinggi. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Fenobartial. Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat hewan terdekat
Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Teknis Budidaya Penggemukan Kambing dan Domba

I. Pendahuluan
        Peternakan kambing dan domba Potong di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan daging selama ini belum mencukupi permintaan, ± 400.000 ton/tahun, sehingga masih mengandalkan impor daging. PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya menbantu budidaya kambing dan domba potong dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas daging.

II.Penggemukan
Penggemukan kambing/Domba adalah pemeliharaan kambing/domba dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan barata badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan)

III. Jenis-jenis kambing dan domba potong
A.     Kambing kacang
Cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih.
B.     Kambing Peranakan Etawah (PE)
Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina)
C.     Domba Ekor Gemuk
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan
D.     Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).

IV. Pemilihan bibit
Bibit bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
1.      umur antara 8 bulan – 1 tahun
2.      Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus
3.      Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi
4.      Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta
5.      Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus  bersih
   
V. Tata Laksana Pemeliharaan
5.1 Perkandangan
      Pada umumnya tipe kandang pada ternak Kado adalah berbentuk panggung, konstruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kado tidak terpelosok/terjepit.
Ukuran Kandang :
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
- Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak
      Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Jagalah selalu kebersihan kandang.

5.2 Pakan
      Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput, legum(daun lamtoro dan turi, dll) atau aneka hijauan (daun singkong (protein cukup tinggi), daun nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut.
      Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat /konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan sumbangan yang cukup lumayan untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.
       Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,  karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan.  Jumlah pemberian konsentrat sekitar 1 kg/ekor/hari.

Contoh Pola Pemberian Pakan
            Pakan
Waktu
Hijauan
Konsentrat
Pagi
(±Pukul 08.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, Ampas Singkong
Sore
(±Pukul 15.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, ampas singkong
Catatan: Pemberian konsentrat disarankan diberikan saat kambing atau domba sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum terlihat kenyang.
    
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan dan konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya ternak yaitu memiliki ternak dengan pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing/Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
       VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
·   Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
·   Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
·   Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis :
±10  cc atau 1 tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.
5.3  Tatalaksana Reproduksi
Tata laksana reproduksi meliputi :
- Dengan pengelolaan yang baik kambing/domba
  dapat  melahirkan 7 bulan sekali.
- Perkawinan kembali setelah melahirkan 1bulan kemudian.
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 – 4 bulan.
- Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
- Siklus birahi 17 - 21 hari
- Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi maka sore atau
   esok harinya harus dikawinkan
-Masa kebuntingan : 5 bulan.

VI. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Kado adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
·   Lahan yang digunakan untuk memelihara Kado harus bebas dari penyakit menular.
·   Kandang Kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas kado yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas kado sehat cukup dicuci dengan air biasa.
·   Kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Kado dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
·   Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.
·   Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.

Beberapa  penyakit  yang  dapat   menyerang   Kado   adalah: 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Teknis Budidaya Puyuh

I. Pendahuluan
        Peternakan puyuh secara umum  di Indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan ketertarikan terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur olahan dan telur tetas. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya puyuh dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas telur dan daging.

II. Produktivitas Puyuh
Potensi puyuh sangat bagus untuk dikembangkan. Puyuh pada umur 41 hari sudah mulai bertelur, dibandingkan dengan ayam ras yang membutuhkan waktu 6 bulan untuk mulai bertelur. Harga telur puyuh per kilogram rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam ras. Produksi telur puyuh per tahun mencapai 300 butir per ekor, dibandingkan ayam kampong yang hanya 150 butir per ekor per tahun. Berat telur puyuh rata-rata 10 gram.

III. Memperoleh Anak Puyuh (DOQ)
A.    Membeli DOQ dari pembibit
B.     Membeli telur puyuh tetas dan menetaskan sendiri
C.     Memelihara bibit puyuh

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
      Puyuh adalah hewan yang sangat peka terhadap suara, sehingga kebisingan dan suara hiruk pikuk yang terjadi di lingkungan sekitarnya menyebabkan puyuh mudah stres. Sehingga dapat menyebabkan penurunan produksi. Kandang sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Kandang menghadap ke timur untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk kedalamnya, sehingga ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang serta dapat membunuh kuman penyebab penyakit. Atap kandang tidak dibuat dari seng karena dapat menimbulkan kebisingan. Secara umum, ukuran kandang koloni bgi puyuh berukuran 1 x 1 m, dengan tinggi sekitar 30-35 cm. Untuk memudahkan pengambilan telur, sebaiknya lantai kandang dibuat agak miring sekitar 10 atau 20 derajat. Kandang koloni dapat dibuat bertingkat 3-5 tingkat. Di bawah alas kandang koloni yang berada di bagian atas sebaiknya ditempatkan penampung kotoran agar tidak mengotori kandang koloni dibawahnya.
Alas kandang dapat menggunakan sekam atau ampas gergajian, untuk menghindari terperosoknya kaki-kaki puyuh, selain itu sebagai sumber vitamin B12 yang berguna bagi tubuh puyuh. Untuk kepadatan kandang puyuh yang sudah bertelur adalah sekitar 50 ekor/m2.  Kandang harus dibersihkan setiap hari. Untuk mengurangi bau kotoran yang timbul, dapat diberikan ekstrak jahe dan kunyit yang dicampur pada pakan.   
4.2 Pakan
Kebutuhan jumlah pakan rata-rata bagi puyuh sebagai berikut :
Umur Puyuh
Kebutuhan Jumlah Pakan (gram/hari)
0 – 10 hari
11 – 20 hari
21 – 30 hari
31 – 40 hari
41 hari sampai afkir
2 – 3
4 – 5
8 – 10
12 – 15
17 - 20
Pakan puyuh dapat menggunakan pakan pabrik atau meramu sendiri, ada beberapa peternak juga yang mencampur pakan pabrik dengan bahan baku lokal untuk mengurangi biaya pakan, seperti dedak padi, tepung jagung dan bungkil kedelai.. Kebutuhan kadar protein untuk DOQ mencapai 25%, puyuh grower 20-22% dan untuk puyuh layer 18-20%. Ada kalanya jatah pakan sudah habis, tetapi puyuh masih berkeinginan untuk makan, biasanya pada malam hari, maka penambahan pakan di luar jatah masih dapat ditoleransi sampai 10%. Pemberian diatas itu sudah tidak ekonomis. Selain pakan-pakan diatas, puyuh masih membutuhkan pakan tambahan yang mengandung gizi/nutrisi ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan-pakan diatas untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi telurnya.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya puyuh yaitu memiliki produksi telur yang  optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan tambahan/pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus dan POC NASA. Produk-produk ini menggunakan teknologi asam amino, mineral dan vitamin yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh puyuh yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan puyuh.
       VITERNA Plus dan POC NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik petelur, yaitu :
·   Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
·   Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh itik petelur dari serangan penyakit.
·   Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA Plus dan POC NASA menjadi satu botol terlebih dahulu, kemudian. dicampurkan pada air minum dengan dosis : 1 tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA untuk sekitar 10 liter air minum, diberikan 3 hari sekali, terutama pada pagi hari. Air minum diberikan tidak terbatas, jika sudah habis harus diisi kembali. Gunakan air yang bersih, bebas dari logam dan mikroorganisme. Tempat penampungan air pun tidak terbuat dari bahan yang mudah berkarat.

V. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan puyuh  adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
·   Lahan yang digunakan untuk memelihara puyuh harus bebas dari penyakit menular.
·   Menjaga sanitasi kandang. Apabila digunakan kandang bekas puyuh yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas puyuh sehat cukup dicuci dengan air biasa.
·   Melakukan vaksinasi. Vaksinasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh puyuh dari penyakit, terutama virus. Vaksinasi yang perlu diberikan adalah vaksin ND. Vaksinasi ND diberikan pada umur 2 hari, 15 hari, 30 hari, dan kemudian diulang setiap 2 bulan sekali dengan dosis separuh dari dosis ayam ras.
·   Mengadakan isolasi. Penyemprotan disinfektan terhadap kendaraan, barang, atau orang yang masuk kandang atau lokasi kandang. Pergantian petugas kandang selama masa produksi sebaiknya tidak dilakukan. Pengambilan telur sebaiknya hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada pagi hari (pukul 07.00 – 08.00) dan pada sore hari (pukul 15.00-16.00).

Beberapa penyakit yang dapat menyerang puyuh adalah: 1) Penyakit ND. Belum ada obatnya, gejala  : gangguan pernafasan, bersin, ngorok, batuk dan sukar bernafas, sayap terkuali, kaki lumpuh, kotoran bewarna hijau bias disertai darah. Langkah yang paling baik adalah dengan melakukan vaksinasi ND secara teratur. 2) Penyakit Bakterial (Salmonellosis, cholera, keracunan, kaki bengkak, Pasteurellosis, Corryza/pilek, Ngorok, Coccidiosis,) Salmonellosis ditandai dengan kotoran puyuh encer dan bewarna hijau keputihan, nafas tersengal-sengal, bulu kusam Dan sayap terkulai. Pengobatan dapart diberikan obat yang mengandung antibiotika Sulfaquinoxaline dan Furasolidane.  Furasolidane dicampurkan pada pakan, sedangkan Sulfaquinoxaline dicampur pada air minum, Cholera ditandai dengan kotorannya hijau kekuningan, pengobatan dengan menyuntikan penicilin pada urat daging dada. Pasteurellosis ditandai dengan kotoran bewarna kehijauan, gangguan pada mata, pernafasan tersumbat, batuk-batuk, pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Penicillin, Amoxicillin. Corryza ditandai dengan hidung berlendir atau pilek pada puyuh, Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Streptomicin. Coccidosis ditandai dengan tubuh lemah, kotoran cair dan sering bercampur darah. Pengobatan dengan memberikan obat antibiotika Sulafaquixalibn atau tetra sulfa.  Ngorok dapat diobati dengan memberikan obat antibiotika Spiramycin  ; 3) Penyakit Aspergillosis, disebabkan olah jamur. Terjadi gangguan pernafasan dan puyuh  selalu mengantuk. Obat-obatan dapat diperoleh di toko obat hewan terdekat
Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Teknis Budidaya Sapi Perah

I. Pendahuluan
        Peternakan sapi perah di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi susu sebagai minuman tinggi gizi/nutrisi untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan manusia dengan segala umur. Kebutuhan susu olahan di Indonesia sebesar 5 kg/kapita/tahun, tetapi baru terpenuhi dari dalam negeri sekitar 32%, sisanya 68% harus diimpor dari luar negeri. PT. NATURAL NUSANTARA  dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya menbantu budidaya sapi perah dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas susu sapi perah.

II. Potensi Usaha Peternakan Sapi Perah
Peternakan sapi perah merupakan usaha yang prospektif/menguntungkan. Sapi perah secara umum dapat menghasilkan susu sebanyak 4.500 liter per tahun. Dimana harga susu sapi perah cenderung lebih stabil dari tahun ke tahun. Peternak sapi perah bisa memperoleh hasil dalam dua minggu atau sebulan sekali dan berlangsung secara tetap sepanjang tahun.

III. Jenis-jenis Sapi Perah
A.    Friesh Holland, Guernsey
B.     Brown Swiss
C.     Milking Shorthorn
D.    Jersey

IV. Pemilihan bibit
Bibit bakalan sapi perah yang baik adalah sebagai berikut
1.      Berasal dari induk yang produktivitasnya tinggi dan pejantan yang unggul.
2.      Bentuk ambingnya baik, yaitu ambing yang besar, pertautan antar otot kuat dan memanjang sedikit ke depan, serta puting tidak lebih dari empat.
3.      Umur bibit sapi betina yang ideal adalah 1,5 tahun dengan bobot badan 300 kg. Sedang untuk pejantan berumur 2 tahun dengan berat 350 kg. 
4.      Sosok bibit sapi perah harus proporsional, tidak kurus dan tidak terlalu gemuk, bulu mengilat, kaki berdiri tegak, jarak kaki kanan dengan kaki kiri cukup lebar.
   
V. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkandangan
      Kandang seekor sapi masa produksi membutuhkan lahan seluas 380 x 140 m = 5,32 m2. Luas lahan ini sudah termasuk selokan, jarak kandang dan tempat pakan. Kandang sapi dara siap bunting sampai bunting membutuhkan lahan 12 x 20 m = 240m2 untuk 10 ekor, dalam hal ini sapi-sapi dilepas secara berkelompok. Kandang pedet (anak sapi) butuh lahan seluas 150 x 120 cm = 1,8 m2.
Persyaratan umum kandang : 1) kandang untuk Sapi perah FH dan sapi perah dari eropa, bersuhu 15-210C, sapi peranakan FH bisa hidup di dataran rendah; 2) Air dan pakan hijauan harus tersedia; 3) Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup sehingga kandang tidak lembap; 4) Lantai kandang selalu kering; 5) Tempat pakan yang lebar, 6) Air harus tersedia selalu sepanjang hari
4.2 Pakan
      Pakan sapi laktasi (sapi yang sedang produksi) diperlukan untuk hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Agar lebih praktis, pemberian konsentrat adalah 50% dari jumlah yang dihasilkan (Rasio 1:2). Misalnya, seekor sapi perah menghasilkan susu 15 liter dalam satu hari, pakan konsentrat yang harus diberikan sebanyak 7,5 kg per hari. Konsentrat lebih berpengaruh terhadap kadar berat jenis susu dan produksi. Pemberian rumput tetap berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Hijauan yang dapat diberikan untuk sapi perah yaitu : 1) limbah pertanian, seperti : daun jagung, daun kacang tanah, jerami padi, legume (daun lamtoro, daun turi); 2) Rumput lapangan; 3) Rumput hasil budidaya, seperti rumput gajah dan rumput raja. Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut.
      Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat /konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan sumbangan yang cukup lumayan untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 7,5 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% jagung giling  atau ketela pohon.
       Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,  karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan.
Contoh Pola Pemberian Pakan
            Pakan
Waktu
Hijauan
Konsentrat
Pagi
(±Pukul 08.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, Ampas Singkong
Sore
(±Pukul 15.00)
Rumput , Legume
Bekatul, ampas tahu, Ampas singkong
      Sementara itu, pemberian air sangat penting untuk produksi susu. Jumlah air yang diberikan tergantung dari produksi susu yang dihasilkan. Perbandingannya 1:4. Jadi air minum yang diberikan untuk menghasilkan 1 liter susu sebanyak 4 liter.
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan dan konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi susu.  Sehingga tujuan atau target dari budidaya sapi perah yaitu memiliki ternak dengan produksi susu tinggi berkualitas dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino dan mineral yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi perah, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
       VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
·   Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
·   Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.
·   Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K,  Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme  dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : ±10  cc atau 1 tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dicampurkan pada komboran atau pakan basah, sehari 2 kali, yaitu pagi dan sore.

VI. Pengendalian Penyakit
      Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan sapi perah adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
·   Lahan yang digunakan untuk memelihara sapi perah harus bebas dari penyakit menular.
·   Kandang sapi perah harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas sapi yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat.
·   Sapi yang baru masuk sebaiknya dimasukkan  ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, sapi dapat juga dimandikan larutan Asuntol  berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.
·   Kandang dan lingkungan tidak boleh lembab dan bebas dari genangan air. Kelembaban yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.
·   Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Sapi perah adalah: 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (mastitis, Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak.

BUKU PINTAR PETERNAKAN NASA

 

BUKU PINTAR PETERNAKAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BUDIDAYA TERNAK :
  1. Bibit yang baik
  2. Pakan yang lengkap (kandungan dan jumlahnya)
  3. Kandang yang kuat, bersih, dan nyaman bagi ternak
  4. Tata cara pemeliharaan
  5. Pencegahan dan pengendalian penyakit  

  1. Ayam Pedaging
·         Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA, Hormonik
·         Kandungan Viterna, POC NASA, Hormonik : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
·         Cara pemakaian : 3 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
·         Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut per 10 liter air minum per hari.
·         Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
·         Keunggulan Produk NASA pada ayam pedaging :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan
Ø  Mempercepat waktu panen, rata-rata pada umur 34-35 hari sudah mencapai 1,9 – 2 kg per ekor.
Ø  FCR rata-rata : 1,5 – 1,6
Ø  Angka kematian : 3 – 5%
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan ayam


  1. Ayam Petelur dan Burung Puyuh
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA
  • Kandungan Viterna, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 2 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis :  1  tutup botol campuran 2 produk NASA tersebut per 10 liter air minum,  diberikan 3 hari sekali.
  • Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada ayam petelur atau burung puyuh :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan ayam
Ø  Mempercepat waktu pertama bertelur. Pada burung puyuh, umur 30 hari sudah mulai bertelur. Pada Ayam petelur, rata-rata umur 4 – 5 bulan sudah mulai bertelur
Ø  Angka kematian : 3 – 5%
Ø  Cangkang telur lebih kuat



  1. Bebek Pedaging
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA, Hormonik
  • Kandungan Viterna, POC NASA, Hormonik : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 3 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut, dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 10 - 15 kg
  • Waktu pemberian : Pagi dan sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada bebek pedaging :
Ø  Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø  Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø  Meningkatkan nafsu makan
Ø  Mengurangi kestresan pada bebek, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah bebek divaksinasi atau saat bebek dalam proses pengobatan
Ø  Mempercepat waktu panen bebek, rata-rata pada umur 42 hari sudah mencapai 1,3 kg per ekor.
Ø  Angka kematian : 24%
Ø  Mengurangi bau kotoran
Ø  Meningkatkan kesehatan bebek



  1. Bebek Petelur
  • Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA
  • Kandungan Viterna, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
  • Cara pemakaian : 2 produk tersebut dicampur menjadi 1 larutan terbih dahulu
  • Dosis : 1 tutup botol campuran 3 produk NASA tersebut tersebut, dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 10 - 15 kg
  • Waktu pemberian : Diberi 3 hari sekali. Pagi atau sore hari
  • Keunggulan Produk NASA pada bebek petelur :

Daftar Distributor/Agen Natural Nusantara

Semangat pagi...!!!!!

Jika anda membutuhkan informasi atau ingin memesan produk dari PT. Natural Nusantara, segera hubungi kami.
Dibawah ini adalah daftar distributor/agen resmi Produk NASA. Silahkan hubungi beliau yang ada dibawah ini:

1. ANDRIAN SUSANTO
Alamat :Jln. Kebonsari RT.06/01 Desa Ngebruk, Kec.Sumberpucung,  Malang
Telp     : (0341) 386689
HP       : 0853.3651.3252
Email   : malang.nasa@yahoo.com
FB       : http://www.facebook.com/
Blog     : http://distributornasamalang.blogspot.com/
2.  ZAINABI
Alamat  : JL.Salak RT.01 RW.02 Panggungrejo, Kepanjen, Malang.
HP        : 085755391178
FB        : http://www.facebook.com/zainabi.rsudkanjuruhan
3.  SRI RAHAYU
Alamat : JL.Mawar NO.55a Probolinggo
HP       : 081235677077
4. AHMAD TUKIRIN HADI ILMIAWAN.
Alamat   : Jln. Adi Utomo Gg. Kenari Rt.004 Rw.002, Kel. Ardirejo, .              Kec. Kepanjen, Malang.
Telp       : (0341)8490223 
HP         : 08123269400
5. SUBANDI
Alamat: Dsn. Pelangi Rt.03 Rw.01 Ds.Slorok Kec.Doko, Blitar
HP      : 081333162757
6. SULARJO
Alamat: Kampung Ciketing Rawamulya RT.005 RW.002, Mustikajaya, .           Kota Bekasi
HP      : 081387419469
7. UMI MAISAROH
Alamat   : Ds.Wonokerto Rt.14 Rw.03 kec.Bantur, Malang
Flexi      : (0341)5391105
HP         : 085646730840
8. YULIANY (Reseller Crystal - X )
Alamat   : Rt.006 Rw.002 Kelurahan Banjar Panjang Kec.Kerumutan    Kab. Pelalawan, Riau
HP         : 085290333338
9. YUNI RACHMAWATI (Reseller Crystal - X )
Alamat   : Jl. Kumis Kucing No.43 Rt.06/02 Jatimulyo Kec. Lowokwaru Malang. 
HP         : 085649962345
10. SITI NURHAMIDAH (Reseller Crystal - X )
Alamat   : Jl. Jati Raya 1 Rt.01 Rw.08 Kel. Panarung Kec.Pahandut Palangkaraya, Kalteng. 
HP         : 085345792691
11. AZIZ MUSTOFA
Alamat   : Ds.Kebunagung Rt.04 Rw.04 Kec. Wonodadi, Kab. Blitar 
HP         : 085649105770
12. CITRA MAHARANI (Reseller Crystal - X )
Alamat   : Perumahan Tidar Villa Estate Blok AC No.16 Karangwidoro- Malang  
HP         : 085755732206
13. MOCH.YUSUF RIJAL H.
Alamat   : Dsn.Krajan 2 Rt.002 Rw.002 Tumpakrejo Kalipare-Malang 
HP         : 081333136791
14. BUDI ANTO
Alamat   : Psr.Seulimeum Kec.Seulimeum Kab.Aceh Besar,Banda Aceh
HP         : 082368834111
Jika anda ingin menjadi distributor di daerah anda, silahkan hubungi beliau dengan nomor tlpn diatas.
Bersama NASA menjadikan Indonesia lebih baik.



Tentang Natural Nusantara

Sekilas Tentang NASA.
PT NATURAL NUSANTARA (PT NASA) berdiri sejak Oktober 2002 di Yogyakarta. Sejak lahir, telah memiliki visi " Menuju Indonesia Raya Makmur berkomitmen untuk bergerak memajukan agrokomplek. Mengingat Indonesia sebagai negara luas, agraris dan mayoritas masyarakat terjun di dunia agro-dalam artian luas.
Agro kompleks (Pertanian, Peternakan, Perikanan) adalah bidang yang menyangkut makhluk hidup dan lingkungan sehingga pengelolaannya harus bijaksana dan memperhatikan semua aspek terkait diantaranya aspek obyeknya sendiri (tanaman, hewan dan ikan), aspek lingkungan dan aspek manusia (petani dan konsumen). Dengan demikian apapun teknologi yang dipergunakan pada agro kompleks harus memenuhi syarat K-3 :
1. Kuantitas.
Mampu menaikkan produktivitas (bobot panen meningkat)
2. Kualitas.
Mampu menaikkan kualitas (rasa, aroma, warna, rendemen, keawetan hasil panen, rendah atau bebas dari senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan
3. Kelestarian.
Mampu menjaga kelestarian lingkungan sehingga secara jangka panjang produktivitas tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran.