Viterna Plus

VITERNA PLUS  merupakan Vitamin Ternak Natural yang diproduksi oleh PT Natural Nusantara dengan berbagai kelebihan yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas peternakan di Indonesia. VITERNA Plus  merupakan suplemen pakan ternak yang diolah dari berbagai macam bahan alami (hewan dan tumbuhan), memberikan zat-zat yang sangat diperlukan ternak.
Fungsi dan Manfaat Viterna adalah:
  1. Meningkatkan kuantitas (peningkatan Average Daily Gain /ADG bagi sapi dan peningkatan bobot panen bagi ayam) - kualitas daging (mengurangi kandungan kolesterol) - kesehatan ternak (mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit) semuanya merupak`n Aspek K-3.
  2. Memacu enzim - enzim pencernaan ternak.
  3. Memberikan mineral - mineral esensial maupun non esensial.
  4. Memberikan berbagai macam nutrisi alami untuk pertumbuhan ternak (protein, lemak, vitamin, dsb).
  5. Menambah kandungan asam - asam lemak didalam rumen / lambung ternak.
  6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pakan (TDN).
  7. Mengandung hormon pertumbuhan alami untuk mempercepat pertumbuhan ternak.
  8. Meningkatkan nafsu makan.
  9. Mengurangi kandungan kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran ayam.
  10. Produk alami aman untuk ternak dan lingkungan.
CARA PAKAI :
  1. Ternak Besar : Sapi, Kerbau, Kuda, dll. 5-10 cc perhari dicampurkan air minum atau campuran pakan (Komboran)
  2. Ternak Kecil : Kambing, Kelinci, Babi dll. 4-8 cc perhari dicampurkan air minum atau campuran pakan (Komboran)
  3. Ternak Unggas : Ayam, Itik, dll. 1-2 cc/lt air minum setiap hari satu kali.
Catatan : Dapat ditambahkan HORMONIK, 1 botol VITERNA Plus + 1-2 tutup HORMONIK
Brosur Viterna

Hormonik

HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk mendapatkan hasil panen optimal. HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. HORMONIK tidak membahayakan ( aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.

CARA PAKAI :
  1. Dosis : 1 – 2 cc HORMONIK per 1 liter air. 
  2. Penggunaan lebih optimal jika dicampur dengan POC NASA( dosis 1 ttp HORMONIK + + 3 ttp POC NASA ) per tangki. 
  3. Penggunaan dengan cara disemprotkan terutama pada daun tanaman hingga merata. 
  4. Tanaman semusim : mulai pertengahan usia tanaman hingga menjelang reproduksi, yaitu sebelum berbunga/ berumbi (3-6 kali semprot). Penggunaan semenjak awal tanam lebih baik. 
  5. Tanaman tahunan : 2-4 bulan sebelum berbunga/berbuah ( 3-6 kali semprot). 
  6. Unggas : 1 botol (500 cc) POC NASA / VITERNA Plus + 1 – 2 tutup HORMONIK, kemudian 1-2 cc campuran POC NASA/VITERNA Plus + HORMONIK dilarutkan dalam 1 liter air minum diberikan ke unggas (ayam) setiap hari satu kali.
Kegunaan :
1. Mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
2. Memacu dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan.
3. Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
4. Membantu pertumbuhan tunas .
5. Membantu pertumbuhan akar
6. Memacu pembesaran umbi.
7. Meningkatkan keawetan hasil panen.
8. Memacu dan meningkatkan bobot unggas/ternak.

Pestisida Organik

Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial. Pestisida organik pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.

Penggunaan pestisida organik harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida organik yang disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan hama. Waktu penyemprotan juga harus diperhatikan petani sesuai dengan siklus perkembangan hama.

Untuk pencegahan adanya hama, penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman sayuran. Sebaiknya dalam waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya hama karena hama selalu berpindah.

Beberapa jenis pestisida organik antara lain :

Pestisida yang berasal dari ikan mujair. Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.

Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe.
Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.


Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare, baik itu ulat, serangga, ataupun jamur. 
Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah.

Selain dengan pestisida organik buatan, pengusiran hama lalat buah juga dapat dilakukan dengan pengalihan perhatian hama pada warna-warna yang disukainya. Caranya dengan memasang warna tertentu yang bisa menarik lalat buah di sekitar tanaman. Pertanian secara tumpang sari juga bisa menjadi alternatif mengurangi hama tanaman tertentu.

Tapi jika anda malas atau kesulitan dalam membuat pestisida organik, NASA menyediakan Pestisida Organik yang antara lain PESTONA, PENTANA, NATURAL GLIO, NATURAL BVR, VITURA dan VIREXI.
Silahlan baca di blog ini tentang kegunaan masing masing produk tersebut.

Viterna Plus Tingkatkan Volume Susu Sapi Perah


Kesaksian Bapak SOFYANI 
(peternak sapi perah)

Saya memiliki Sapi Perah 6 ekor dengan jenis sapi PFH yang umur-nya bervariasi. Ada yang berumur 7 tahun, ada yang 2 tahun, dan 2,5 tahun. Sudah 6 bulan ini saya mencoba menggunakan produk VITERNA  PLUS dan hasilnya cukup memuaskan. 
Dosis VITERNA PLUS yang digunakan adalah 1 tutup botol per ekor per hari, yang dicampurkan pada komboran atau pakan basah diberikan pada siang hari. Perlu diketahui dahulu saya (Bp.Sofyani) menggunakan mineral sintetik. Jadi selama ini cukup menggunakan VITERNA PLUS saja hasilnya lebih efisien, Selain itu nafsu makan Sapi juga lebih tinggi.
Ada beberapa perbedaan yang cukup bagus setelah saya menggunakan produk VITERNA PLUS ini, dari segi rata-rata produksi susu harian untuk per ekor sapi yang menggunakan VITERNA PLUS adalah 17 liter susu, sebelum menggunakan produk VITERNA PLUS warna susunya agak kekuning-kuningan, sedang setelah menggunakan produk VITERNA PLUS ini warna susu nya putih bersih.
Susu Sapi disini biasanya digunakan untuk membuat dangke (Makanan Khas Semacam Keju) yang harganya makanan tersebut biasanya Rp. 6000,- Dengan penggunaan produk VITERNA PLUS ada peningkatan hingga "2 Dangke" sebagai catatan 1 Dangke volumenya berkisar antara 1,25 liter - 1,5 liter. Jadi kalau 2 Dangke maka ada peningkatan 3 liter susu setiap harinya.
Keuntungan lain setelah menggunakan VITERNA PLUS, lalat-lalat hampir tidak ada yang mendatangi kotoran sapi dan kotoran sapipun juga hampir tidak berbau. Selain itu, Sapi yang agak malas makan setelah menggunakan produk VITERNA PLUS nafsu makanya menjadi tinggi. 
Saya mengajak seluruh peternak sapi perah untuk menggunakan VITERNA PLUS, karena saya sudah membuktikanya sendiri.

Tentang Natural Nusantara

Sekilas Tentang NASA.
PT NATURAL NUSANTARA (PT NASA) berdiri sejak Oktober 2002 di Yogyakarta. Sejak lahir, telah memiliki visi " Menuju Indonesia Raya Makmur berkomitmen untuk bergerak memajukan agrokomplek. Mengingat Indonesia sebagai negara luas, agraris dan mayoritas masyarakat terjun di dunia agro-dalam artian luas.
Agro kompleks (Pertanian, Peternakan, Perikanan) adalah bidang yang menyangkut makhluk hidup dan lingkungan sehingga pengelolaannya harus bijaksana dan memperhatikan semua aspek terkait diantaranya aspek obyeknya sendiri (tanaman, hewan dan ikan), aspek lingkungan dan aspek manusia (petani dan konsumen). Dengan demikian apapun teknologi yang dipergunakan pada agro kompleks harus memenuhi syarat K-3 :
1. Kuantitas.
Mampu menaikkan produktivitas (bobot panen meningkat)
2. Kualitas.
Mampu menaikkan kualitas (rasa, aroma, warna, rendemen, keawetan hasil panen, rendah atau bebas dari senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan
3. Kelestarian.
Mampu menjaga kelestarian lingkungan sehingga secara jangka panjang produktivitas tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran.