Teknis Budidaya Belut ( Monopterus Albus )

Oleh : Drs Andang Jumhawan, Asosiasi LPMD Kec. Katapang

A.    Memilih Tempat / Lokasi Budidaya
belut1Sebelum pembuatan kolam dimulai, lokasi bakal pembuatan kolam perlu diperhatikan. Survei lokasi sehatusnya dilakukan sebagai langkah awal bagipara investor atau peminat sebelum memutuskan untuk membangun kolam. Namun, kenyataan yang terjadi kini sering tidak denikian. Umumnya orang memiliki tanah terlebih dahulu baru tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian, tidaklah berlebihan jika dalam diktat ini disinggung langkah –langkah yang idelauntuk membuat kolam.
Luas lahan yang akan dibuat kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.
Kolam untuk belut, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema (gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta pemasangan danpembuatan bagian- bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, saringan dan lain – lain.

B.    Membuat Kolam
Jika dalam memilih lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibuat dan telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah dapat dimulai. Namun sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibuat sebab kegiatan budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan kegiatan yang hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harusadadi suatu areal budidaya belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam pembesaran.
Ukuran kolam untuk semua jenis kegiatan tidak sama besarnya, yaitu :

   1. Kolam penampungan induk,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm
   2. Kolam pemijahan dan pendederan, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman100 cm
   3. Kolam pembesaran, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm

C.    Media Pemeliharaan
Setelah kolam selesai dibuat yang paling utama adalah pemberian media pemeliharaan  sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media untuk tempat hidup  belut berupa tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos ( sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :
  1. Lapisan pertama paling bawahjerami padi setinggi 40 cm
  2. Diatas jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
  3. ( Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya )
  4. Lapisan kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm
  5. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm
  6. Lapisan keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm
  7. Lumpur kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
  8. Lapisan Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm
  9. Lapisan ketujuh air setinggi 10 cm
  10. Diatas air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 (Dua) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi. Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses permentasinya maka benih / bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.

D.    Memilih Benih
Pelaksanaan pengembangbiakkan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya  semua sarana yang dibutuhkan. Untuk tahapan ini yaitu memilih benih. Agar diperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih harus memenuhi syarta sebagai berikut :
  1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
  2. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
  3. Penampilannya sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
  4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
  5. Usianya berkisar 2 bulan – 4 bulan
Belut mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, amka pada belut bisa terjadi masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri.
Induk belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut betina.

a.    Ciri Induk Belut Jantan
  • Berukuran panjang lebih dari 40 cm
  • Warna permukaan kulit lebih gelap atau abu – abu
  • Bemtuk kepala tumpul
  • Usianya diatas sepuluh tahun
b.    Ciri Induk Belut Betina
  • Berukuran panjang antara 20 cm -30 cm
  • Warna permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
  • Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
  • BEntuk kepala runcing
  • Usianya dibawah sembilan bulan
E.    Perkembangbiakkan Belut
Belut ini mudah berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di kolam, asal media dikolam menyerupai habitat aslinya. Secara alami berkembang biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai dari musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau ( Kurang lebih empat sampai lima bulan )

Perkawinan belut umumnya tiba akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang ke berbagai penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U” . Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan lalu membuat gelembung-gelembung udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.

Setelah belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.

Kemudian belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur – telur tersebut  sampai menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap mahluk yang mendekat ke sarang pasti akan diserang.

F.    Penetasan
Telur –telur dialam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari. Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan – pelan berubah menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –anak belut yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu. Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenag sendiri dan meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubnag dan mencari makanan sendiri tempat lain.

G.    Makanan dan Kebiasaan Makan
Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Amak katak dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.

Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa (Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik       ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan beluta yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk itu belut mnyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini  dibuat denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyerga[ ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan. Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.

H.    Hama Belut
Belut tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri. Yang diderita belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakn oleh sesama belut. Jadi agar belut peliharaan tetap sehat, usahakan jangan kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya teteap mengalir.

Hama belut selain sebagai pemangsa, juga dapat sebagai pesaing dalam hal konsumsi pakan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan belut antara lain :  Burung belibis, Bebebk / Itik, Berang – berang dll

Cara yang terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan cara membuat kondisi kolam pemeliharaan rapih sesuai aturan dan sesuai dikontrol agar tidak menjadi sarang bagi hama pemangsa.

I.    Panen
Untuk memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah penampungan juga perlu disiaokan untuk membawa belut hasil panen di lokasi penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ), sedangkan untuk kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sisitem dengan pembesaran ).

J.    Paska Panen
Perlakuan paska panen yang perlu diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan bila ada yang bocor. Hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan dengan yang baru, supaya zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan tumbuh banyak

K.    Pemasaran
Belut merupakan makanan konsumsi manusia. Untuk itu, belut dapat dipasarkan di pasar-pasar ikan dan pasar tradisional.     Saat ini di bandung masih mudah menjual belut. Jumlah permintaan saat ini masih sangat besar, di pasar Kosambi Bandung masih membutuhkan jumlah dari 100 Kg belut hidup perhari. Dipasar Ciroyom Bandung setiap harinya juga membutuhkan lebih dari 500 Kg belut hidup. Dengan harga eceran rata-rata Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000 per Kg –nya. Untuk belut yang jumlah per Kg-nya sebnayak 20-30 ekor.

Sedangkan untuk pasar ekspor masih sangat kekurangan sekali, karena permintaan Negara Hongkong sebnanyak 8.000 Kg perhari baru dapat terpenuhi 3.000 Kg. Belum permintaan dari Negara lain seperti Jepang, Malaysia, Korea, Itali, Perancis, dan Belanda belum bisa terpenuhi.

L.    Pencatatan
Pencatatan adalah suatu kegiatan mencatat semua kegiatan pembudidayaan. Pencatatan memuat informasi, diantaranya : Tanggal memasukkan benih, jadwal pemberian pakan. Jadwal panen, data peoduksi dan lain – lain.


PEMBESARAN BELUT DI KOLAM

Persiapan Kolam
  1. Kolam dibuat ukuran minimal 25m2 ( 5 m X 5 m ) dengan kedalaman 1,2m
  2. Kolam diberi media pemeliharaan berupa tanah / Lumpur sawah, pupuk kandang, jerami padi, batang pisang, dll sesuai dengan pemakaiannya
  3. Setelah semua media dimasukkan kedalam kolam, diamkan media tersebut selama 2 minggu sebelum benih ditebarkan agar terjadi proses fermentasi
Penebaran Benih
Padat penebaran disesuikan dengan kapasitas optimal kolam, yaitu 1,5 Kg benih untuk 1 m2, jadi untuk 5 m x 5 m = 25 m2 dibutuhkan benih 25 X 1,5 = 38 Kg dibulatkan jadi 40 Kg

Pemeliharaan
  1. Lama pemeliharaan 3 – 6 bulan
  2. Pakan diberikan berupa cacing, ikan, anak katak hijau, belatung, dll, dengan perbandingan 5 % per hari dari jumlah benih yang ditebar ( Sebagai contoh 40 Kg benih perharinya membutuhkan pkan 40 Kg X 5 % = 2 Kg perhari )
  3. Pakan ditebarkan langsung atau ditanamkan dibawah media pemeliharaan
  4. Aliran air diusahakan tetap lancer
Pemanenan
  1. Pemanenan belut dilakukan jika bobotnya sudah memenuhi ukuran pasar ( 100 Gr -200 Gr per ekornya atau 1 Kg berjumlah 10 -20 ekor ), biasanya setelah 3 bulan ( pasar local ) dan 6 bulan ( pasar ekspor )
  2. Pemanenan dilakukan dengan bantuan bubu ( satu hari sebelum pemanenan total dengan pengeringan kolam )
JADWAL PEMBERIAN PAKAN BELUT

Pakan mulai dinerikan setelah benih belut masuk ke kolam pembesaran 3 hari, yaitu diberikan pada hari ke-4 dengan jumlah pemberian pakan sebagai berikut :


Hari Ke -

Persentasi Dari Jumlah Benih Yang di tebar

Jumlah Kg yang diberikan

Setiap hari (U/ 40 Kg benih )

Total Pemberian Pakan

04-33

5 %


2 Kg

60 Kg

34-47

7,5 %


3 Kg

42 Kg

48-61

10 %


4 Kg

56 Kg

62-75

12,5 %


5 Kg

70 Kg

76-89

15 %


6 Kg

84 Kg

90-96

17,5 %


7 Kg

49 Kg

97-103

20 %


8 Kg

56 Kg

104-110

22,5 %


9 Kg

63 Kg

111-117

25 %


10 Kg

70 Kg

118-124

27,5 %


11 Kg

77 Kg

125-131

30 %


12 Kg

84 Kg

132-138

32,5 %


13 Kg

91 Kg

139-145

35 %


14 Kg

98 Kg

146-152

37,5 %


15 Kg

105 Kg

153-159

37,5 %


15 Kg

105 Kg

160-166

37,5 %


15 Kg

105 Kg

167-173

37,5 %


15 Kg

105 Kg

174-180

37,5 %


15 Kg

105 Kg

Total

1.425 Kg

Teknis Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol

Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.

Jika anda tertarik menekuni usaha budidaya jamur tiram ini, hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog(kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakuka budidaya jamur tiram ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram. Jika anda tidak ingin repot menyemai benih, anda bisa membeli baglog yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang sudah siap dibudidayakan.
Persiapan Budidaya Jamur Tiram

Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram

Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:

1. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.

2. Ruang Inokulasi
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

3. Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.

4.Ruang Penanaman
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%.

Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram

Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.
Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram

Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa.

2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.

4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam.

7. Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
- Varitas unggul
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari
- Warna bibit merata
- Tidak terkontaminasi

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

9. Panen Jamur Tiram
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.


 Budidaya Jamur Tiram Dengan produk NASA.

Peluang Usaha Jamur Tiram sekarang makin merebak. Sekarang muncul budidaya Jamur Tiram dengan Metode suntik . Salah satu petani yang mencoba cara budidaya ini adalah Imam Sahudi dari desa Labuhan Kidul , Kec Sloke , Kab Rembang , Jateng . Kreatifitas dan semangat inovasinya mendorong untuk mencoba budidaya cara ini . Bagaimana caranya ?

Menurut Imam Sahudi caranya cukup menyuntikan di tengah baglog atau mediannya dengan kombinasi nutrisi dan zat pengatur tumbuh dari bahan organik . Setiap baglog cukup 5 ml dengan interval 1 minggu sekali .Sebagai Nutrisi dia menggunakan POC Nasa dan zat pengaturya dia memakai Harmonik . Dengan takaran 300 cc POC Nasa dan 10 cc Harmonik dalam 10 liter air .

Menurut dia selama percobaan metode ini . Jamur bisa dipanen tiap hari dengan tingkat produksi 7 – 10 kg / 1000 baglog . Biasanya tanpa metode ini produksi 7 Kg / 1000 baglog diperoleh dalam waktu 3 hari . Jamur lebih putih, lebih tebal dan tidak cepat layu . Pengeluaran tambahan untuk metode ini adalah pembelian nutrisi tersebut . Untuk 1000 baglog dia menghabiskan biaya membeli POC Nasa dan Harmonik kurang lebih Rp 52.000 / paket / Bulan . Satu siklus 5 -6 Bulan dia menghabiskan 5 paket per 1000 baglog . Jadi yang mau mencoba disarankan untuk menghitung biaya pengeluaran tambahan tersebut . Terutama yang masih membudidayakan dalam skala kecil .

Tentang Natural Nusantara

Sekilas Tentang NASA.
PT NATURAL NUSANTARA (PT NASA) berdiri sejak Oktober 2002 di Yogyakarta. Sejak lahir, telah memiliki visi " Menuju Indonesia Raya Makmur berkomitmen untuk bergerak memajukan agrokomplek. Mengingat Indonesia sebagai negara luas, agraris dan mayoritas masyarakat terjun di dunia agro-dalam artian luas.
Agro kompleks (Pertanian, Peternakan, Perikanan) adalah bidang yang menyangkut makhluk hidup dan lingkungan sehingga pengelolaannya harus bijaksana dan memperhatikan semua aspek terkait diantaranya aspek obyeknya sendiri (tanaman, hewan dan ikan), aspek lingkungan dan aspek manusia (petani dan konsumen). Dengan demikian apapun teknologi yang dipergunakan pada agro kompleks harus memenuhi syarat K-3 :
1. Kuantitas.
Mampu menaikkan produktivitas (bobot panen meningkat)
2. Kualitas.
Mampu menaikkan kualitas (rasa, aroma, warna, rendemen, keawetan hasil panen, rendah atau bebas dari senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan
3. Kelestarian.
Mampu menjaga kelestarian lingkungan sehingga secara jangka panjang produktivitas tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran.